Perbedaan Cara Orasi Prabowo dengan Jokowi

  • JOKOWI VS PRABOWO
  • PRABOWO : Sesuai dengan latar belakang militer beliau, orasi dilakukan dengan penuh semangat, berapi-api dan membangkitkan semangat nasionalisme. Kata-kata yang keluar terdengar lugas, tegas dan meyakinkan. Sedikit mengingatkan presiden pertama kita Ir. Soekarno ketika beliau berorasi. Menurut pandangan saya Visi misi yang disampaikan berupa gagasan-gagasan, ide-ide baru yang terangkai dalam bingkai ide yang masih bersifat umum yang disampaikan lugas dan tegas dengan bahasa yang sedikit hiperbol. Bagi saya sebagai pendengar, orasi beliau akan menggugah rasa semangat nasionalis didalam diri kita didukung dengan ide-ide nasional yang disampaikan. Baju yang dikenakan mendukung image kewibawaan beliau, diperkuat dengan menunggang kuda image wibawa semakin terasa. Metode kepemimpinan beliau jika kita identikan mirip dengan pemimpin-pemimpin pada awal kemerdekaan Indonesia, seperti Bung Karno dan Soeharto. Pertanyaanya apakah kepemimpinan dengan metode seperti ini yang dibutuhkan oleh masyartakat saat ini?.
  • JOKOWI : Melihat calon presiden satu ini yang mendobrak kebiasaan pemimpin-pemimpin lama negeri ini, membawa metode memimpin baru yang belum pernah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Biasanya pemimpin berwibawa dan eksklusif, calon presiden ini jauh dari itu semua. Lihat saja ketika beliau menjabat menjadi walikota solo dan gubernur DKI Jakarta. Metode kepemimpinan yang dibawa istilah ngetrenya disebut “BLUSUKAN” melihat permasalahan masyarakat secara langsung dengan turun melihat dan berinteraksi dengan masyarakat. Cara menyampaikan orasi pada saat kampanye juga terlihat bahwa calon presiden yang satu ini dekat dengan rakyatnya. Bahasanya tidak tinggi-tinggi, tidak muluk-muluk dan tidak berapi-api. Bahkan terkesan kurang dapat berorasi. JOKOWI mengajak berbicara dan berinteraksi dengan masyarakat tanpa ada sekat. Bahkan terkesan tidak perduli dengan batasan pemimpin dan masyarakatnya. Cara kepemimpinan Jokowi membumi. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa sederhana yang dimengerti masyarakat. Mengunkapkan ide-ide sederhana yang dimengerti masyarakat, menyelesaikan masalah dengan langsung pada pokok masalah dan cara nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun pertanyaanya, apakah metode ini akan cocok untuk Indonesia saat ini?.

Tinggalkan komentar